Indische Party - Taman Buaya Beat Club TVRI Nasional - 30 Desember 2015

Indische Party -  Taman Buaya Beat Club TVRI Nasional - 30 Desember 2015


Tak ada musisi yang tak mengenal Abbey Road. Nama Abbey Road selain dikenal sebagai nama jalan legenda di Inggris karena pernah menjadi salah satu nama album The Beatles, juga dijadikan sebagai salah satu studio rekaman paling terkenal di dunia, yakni Abbey Road Studio. Tentu semua musisi dari seluruh penjuru dunia sangat mengimpikan karya mereka bisa terlahir disana, namun rupanya sebuah band indie asal Indonesia beruntung bisa tembus ke Abbey Road Studio.

Adalah Indische Party, sebuah band indie asal Jakarta. Indische Party bukan pendatang baru di dunia musik Indonesia. Para personelnya, Japs (vokal), Kubil (gitar), Tika (drum) dan Iyo (bass), sudah pernah bermusik sebelumnya. Bahkan empat orang pemuda-pemudi asal IKJ ini sempat merasakan masa-masa keemasan musik indie tanah air.

Prestasi ini bermula dari iseng-iseng mereka mengikuti pemilihan yang diadakan Converse Rubber Tracks, sebuah komunitas studio rekaman profesional yang setiap tahunnya membuka kesempatan kepada segala band dari penjuru dunia untuk menggunakan salah satu dari studio mereka dengan gratis apabila terpilih.

Dan pada Juli 2015 lalu Indische Party menerima email resmi berisi pemberitahuan mengenai terpilihnya mereka untuk berangkat menuju sesi rekaman bersama Converse Rubber Tracks. Seluruh personil Indische Party akan melakukan sesi rekaman selama dua hari pada 21-22 September 2015 di Abbey Road Studios di London, Inggris.

Jika di Abbey Road nanti mereka akan bekerja sama dengan produser dan sound engineer kenamaan Alan O’connell yang pernah bekerja sama dengan nama-nama kondang seperti Mark Ronson, Paul Epworth Erol Alkan, Bruno Mars, The Vaccines, Placebo, Duran Duran, Metronomy, Klaxons, The Future Heads, The Rapture, The Big Pink dan lain-lain.

Indische Party sendiri berawal dari persahabatan keempat personilnya saat mereka berkuliah Institut Kesenian Jakarta (IKJ). Terbentuk pada 2011 lalu, mereka mengusung musik era 1960-an bergenre Rhythm & Blues, Rock dan Pop. IKJ memang sempat mendapat sebutan School of Rock dari majalah Rolling Stone Indonesia saking banyaknya band indie yang diproduksi di sana.

Sementara itu, Indische Party telah meluncurkan tiga single andalan Waiting For You, Hey Girl, dan Sepedayang termasuk ke dalam album debut mereka pada 2013 lalu melalui label rekaman Demajors Independent Music Industry (DIMI). (sumber : beranda.co.id/perkenalkan-indische-party-band-indonesia-yang-akan-rekaman-di-abbey-road/27470/)

Management :
Ben Mukti - 081218282078
indischeparty@gmail.com

Shore live Taman Buaya Beat Club TVRI Nasional - 29 Desember 2015

Shore live Taman Buaya Beat Club TVRI Nasional - 29 Desember 2015


Nu School Jamaican Sound with a Dub Ambient

Shore adalah band jamaican sound yg terbentuk pada tahun 2004 di sebuah kampus bilangan Jakarta Timur. Band ini terdiri dari Ega (Vocal), Rifqi (MC), Firman (Guitar riddim), Heru (Lead Guitar), Ryan (Bass), Bedoel (Keys), dan Christo (Drum). Shore telah mengeluarkan satu Album “Nu school Jamaican Sound” di tahun 2008. Pada saat ini Shore akan segera merampungkan album kedua mereka yg akan dirilis pada Awal 2014.

Akun sosial media :
@listenshore (Twitter) @listenshore (facebook)

Agen Pemesenan
Alfian 081310659910

Sentimental Moods live Taman Buaya Beat Club TVRI Nasional - 29 Desember 2015

Sentimental Moods live Taman Buaya Beat Club TVRI Nasional - 29 Desember 2015


In alphabetical order :

Acil - Drum
Amor - Trombone
Daniel - Baritone Saxophone
Edo - Bass Guitars
Masmo - Keyboard
Taufiq - Trumpet
Wiro - Guitars
Yurie - Tenor Saxophone

Adhi Malih - Manager

Bunch of buddies who has same vision about music, and they mission is to make people MOODS became SENTIMENTAL.
Beda? Bisa jadi iya bila dibandingkan dengan band-band ska yang ada di indie local scene Indonesia. Tapi bila Anda ingin menengok sedikit asal muasal para personelnya, mungkin akan mahfum mengapa musik band berpersonel sembilan orang ini, terdengar beda. Karena referensi dan latar musikal tiap personel Sentimental Moods memang beragam. Tapi semua menyatu dalam satu ikatan, yakni sama-sama menyukai musik ska!
Dibentuk oleh dua orang teman yang memiliki visi sama dalam bermusik: menawarkan bentuk alternatif dari musik ska. Dua teman tersebut, Beni di drum (Resmi mengundurkan diri 16 Juni 2014) dan Daniel masih menjadi trumpetis saat itu (kini saksofon bariton), akhirnya membentuk Sentimental Moods tahun 2009 dengan mengajak tiga teman mereka lainnya: Edo (bass), Yurie (saksofon tenor), dan Wiro (gitar). Formasi inilah yang hingga kini tetap konsisten, plus tahun 2011 menambahkan empat teman lain agar formasi Sentimental Moods semakin solid: Aldo (perkusi, mengundurkan diri pertengahan 2015 lalu), Taufiq (trumpet), masmo (kibor), dan terakhir Amor (trombon). Dengan formasi inilah akhirnya mereka merilis EP "Ska Me This, Ska Me That". Lalu di tahun 2014 mereka merilis album full pertamanya, "Destinasi Empat".

Acil masuk menggantikan posisi Beni di drum, langsung memberi warna baru musik ska Sentimental Moods yang bisa disimak di EP "November 10" akhir 2014. Termasuk beberapa single di tahun itu juga.

Akhirnya Sentimental Moods mempersiapkan album full keduanya yang rencana akan dirilis semester awal 2016. Namun sebelumnya merilis sebuah EP baru bertajuk "1/4" yang dirilis bertepatan dengan gig sukses mereka di Jazz Goes To Campus 2015 pada November lalu.
---------------------------------------
Menejemen : +62 812-9849-9899
Email : stmlmoods@yahoo.com

Sosial Media :
@sentimoods (Twitter)
@sentimoods (Instagram)
soundcloud.com/sentimentalmoods (SoundCloud)
youtube.com/stmlmoods (YouTube)
Situs Web :
sentimentalmoodsjkt.wordpress.com

1jam bersama Rocket Rockers - Taman Buaya Beat Club TVRI - 23 Desember 2015

1jam bersama Rocket Rockers - Taman Buaya Beat Club TVRI - 23 Desember 2015


Who is Rocket Rockers?
Rocket Rockers is a pop-punk band from Bandung, Indonesia. Started in 1999. Our strongest line up are: Aska Pratama (guitar/vocal), Bisma Aria Nugraha (bass), Rizky Fadli (guitar), Khrisna a.k.a Ozom (Drums).

Any influences?
First was our all time favorites; the 80s new wave acts; The Cure, Alphaville, OMD, Nena, Culture Club, Cyndi Lauper, Duran-Duran, The Police, Joy Division etc. Second were what in our CD player recently; Pulley, Lagwagon, Weezer, Pearl Jam, NOFX, Blink-182, Pennywise, Reggie & The Full Effects, etc.

Albums?
Our first album Soundtrack For Your Life was putting out by Off The Records (an independent label from our hometown Bandung) which has been sold more than 20.000 copies, and our 2nd album (Ras Bebas) now in major debut with Sony/BMG Indonesia and recently it was sold about 45.000 copies. In 2008, we resign from Sony Music for any reasons. And we started our own label called; Reach & Rich Records to realese our 3rd album: Better Season. Yes, we sell it by our self with d.i.y ethic and the respon was great. National television always booked us to perform. Now we're on our way to release our 4th album by Seven Music in 2011. Btw, our preview song “Lost Heart Tour” was in the 1st chart of Top Downloads in www.purevolume.com for 3 days.

Any achievments? 
We've been on skatepark tour all year with VOLCOM Indonesia, and play high school/college shows as many as possible. We've also opened Skin Of Tears show (punk rock from Germany), MXPX, The Ataris, All Time Low, Silverstein. Anyhow, we are sponsored by the greatest skate/surf companies ever, Volcom and also some awesome brands like College Star, Famous Stars & Straps, Afends, Peter Says Denim, Etnies and Macbeth. Surprisingly, in 2006 Susan Dynner a director of Punk's Not Dead The Movie contact us and she told us that we will take a part of that documentary movie. Yes, we are the only one of Indonesian band in Punk's Not Dead The Movie, with big punk bands like Green Day, Nofx, Minor Treath, Blink 182 etc. That was rad! We also have been tour in south east asia like: Malaysia, Singapore and Phillipines.

Last shout!
We`re trying to write down the path for newer bands that they can reach their dreams if they work for it. It`s like providing an intellectual property so that new young creative bands with hard work attitude wont reinventing the wheel. We would like to see more kids start to wear band tshirt, start to skate and believe on their passion to live their own things. Its important to see kids which getting into more creative hype and do their best for their life and gives something back to their community.

Website & Social Media :
rocketrocksite.com
twitter.com/rocket_rockers
purevolume.com/rocketrockers
facebook.com/rocketrockers

Contact mail : rocketrockersofficial@gmail.com
Agent management : 
Mochamad Andika Agustiansyah
+6281214451424 / business@mochamadandika.com

1 jam bersama Payung Teduh di Taman Buaya Beat Club TVRI - 14 Desember 2015

1 jam bersama Payung Teduh di Taman Buaya Beat Club TVRI - 14 Desember 2015


Payung Teduh merupakan band alternatif Indonesia beraliran fusi antara Folk, Keroncong dan Jazz. Band ini lahir dari dua orang sahabat yang berprofesi sebagai pemusik di Teater Pagupon yang senang nongkrong bersama di kantin Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, mereka adalah Mohammad Istiqamah Djamad (Is) dan Comi Aziz Kariko yang senang bermain musik bersama di kantin, selasar gedung kampus, tepi danau hingga event – event di luar kampus. Secara tidak sadar kebersamaan mereka dalam bermain musik telah menguatkan karakter bermusik mereka dan telah disadari bagi orang-orang sekitar yang sering menyaksikan mereka bermain musik bersama.

Payung Teduh terbentuk pada akhir 2007 dengan formasi awal Is dan Comi, sadar akan eksplorasi bunyi dan performa panggung pada tahun 2008 Payung Teduh mengajak Cito untuk bergabung bersama sebagai drummer lalu mengajak Ivan sebagai pemain gitarlele pada tahun 2010. Angin Pujaan Hujan ialah lagu pertama yang memunculkan warna mereka sendiri. Seiring berjalannya waktu tercipta pula lagu-lagu lainnya seperti Kucari Kamu, Amy, Untuk Perempuan Yang Sedang Dalam Pelukan, juga termasuk karya-karya dari pementasan teater bersama Catur Ari Wibowo seperti Resah, Cerita tentang Gunung dan Laut, serta karya Amalia Puri yang berjudul Tidurlah dan Malam. Pada akhirnya Payung Teduh memutuskan untuk membuat album indie pertamanya yang dirilis dipenghujung 2010.

Genre musik yang dimainkan oleh Payung Teduh  tidak memiliki batasan tersendiri, musik yang dimainkan oleh Payung Teduh yaitu musik Payung Teduh itu sendiri. Pada album pertama ini bisa dibilang karakter musik yang dibawakan seperti musik di era golden 60’s dengan  balutan keroncong dan jazz. Dan jika ditanya jenis musik apa yang diusung oleh Payung Teduh, maka Payung Teduh menyerahkan sepenuhnya kepada pendengar. Dalam pengertian bahwa payung teduh tidak akan hanya berhenti di satu gendre tertentu, namun yang pasti tetap bermusik dengan ciri yang sudah mereka miliki. [WIKIPEDIA]
--------------------------------------------------------------
Menejemen : contact@payungteduh.com
Situs Web : payungteduh.com
Agen Pemesanan : +6281908049070 , +6281281012610