Nge - Slank Rame-rame - Taman Buaya Beat Club TVRI - 27 November 2015

Nge - Slank Rame-rame - Taman Buaya Beat Club TVRI - 27 November 2015


Konser Restart Hati Slank di Taman Buaya Beat Club siaran langsung dari Televisi Republik Indonesia (TVRI).
Pada konser ini, Slank membawakan beberapa lagu baru dan lama, diantaranya sebagai berikut :

Nge - Slank Rame-rame
Lembah Baliem 
Halal Slank
Gak Perawan Lagi
Mars Slanker
Jurustandur
Garuda Pancasila
Where U're Feeling Lonely
Ku Tak Bisa - Slank
Virus - Slank

------------------
@slankdotcom : The Official twitter of SLANK BAND.
Slank are:
@Bim2x (Drum) | @fishGOD (vox) | @TopengMonyet (Bass) | @RidhoHafiedz (Guitar) | @AbdeeNegara (Guitar)

Website : slank.com

--------------------------------

Monoton - Captain Jack Band - Taman Buaya Beat Club TVRI - 26 November 2015

Monoton - Captain Jack Band - Taman Buaya Beat Club TVRI - 26 November 2015


Captain Jack adalah grup musik rock alternatif asal Yogyakarta. Band ini dibentuk di Yogyakarta pada tanggal 4 Desember 1999. Mereka awalnya berasal dari Kota Pontianak dan pindah ke Yogyakarta untuk melanjutkan pendidikan. Anggota band ini terdiri dari lima orang, yaitu Momo (vokal, gitar), Zuhdil (gitar), Novan (bass), Ismeth (keyboard, synth), dan Andi Babon (drum). Captain Jack memiliki genre musik yang memadukan rock alternatif, heavy metal, punk, dan elektronika.

Captain Jack telah merilis empat album rekaman yang dimulai dengan Unmindless (EP) (2004), Somethink About (2005), The Fall of Concept (EP) (2008), dan #4thCJAlb (2012).

Pada tahun 2012 Captain Jack kembali merelease album terbaru mereka dan dipilihlah single "Kupu Kupu Baja", sebagai pengantar untuk album ke 4 mereka lalu disusul dengan single "Tak Ada yang Datang" di bulan Maret 2013.

Pada tanggal 12 oktober 2012 Captain Jack merilis album ke 4 mereka. Sebagai simbol release album ini, Captain Jack melakukan direct selling di tanggal 12 - 14 Oktober 2012 di 3 kota (Jogja, Solo, Semarang). Untuk album terbaru ini Captain Jack bekerjasama dengan Mahakarya inc sebagai label yg menaungi mereka. Dan tidak menutup kemungkinan, konsep direct selling ini akan dibawa ke kota lain.

Tidak hanya melakukan aksi direct selling, tetapi di album ke 4 ini Captain Jack menyelipkan kampanye positif sebagai salah satu langkah sederhana untuk berubah atau mengubah sesuatu. Salah satunya adalah kampanye tentang perempuan indonesia yang susah untuk menjadi sesuatu yang lebih karena adanya budaya “patriarki” di masyarakat sekarang ini. Selain itu lagu-lagu mereka juga menentang perburuhan yang sekarang menjurus ke perbudakan dan tentang penolakan terhadap narkoba dan minuman beralkohol.

Genre: ROCK
Hometown: Yogyakarta
captainjackband.com
facebook.com/captainjackband

Official Captain Jack Band | Contact and Booking (0813 2857 5999)

Monkey to Millionaire - Taman Buaya Beat Club TVRI - 26 November 2015

Monkey to Millionaire - Taman Buaya Beat Club TVRI - 26 November 2015


Band Indie rock yang tetap eksis di belantika musik Indonesia, Monkey To Millionaire. Kali ini mereka tampil di Televisi Republik Indonesia (TVRI) dalam acara Taman Buaya Beat Club.
Lagu yang mereka bawakan :

- Sepi Melaju
- Tanpa Hati
- Man
- Merah

PERSONAL
We're an alternative rock duo (Wisnu Adji - vocals/guitar, Agan Sudrajat - bass/vocals) from Jakarta, Indonesia who started a band when we were in junior high school together, then broke it up because we were crap. But we stayed friends, and eventually decided to start again by forming Monkey to Millionaire (a play on the phrase "from zero to hero") in 2004.

Menejer : Yulia Dian CK +62 817-4122-584
monkeytomillionaire.com, youtube.com/monkeytomillionaire
monkeytomillionaire@gmail.com

Kupu-kupu Baja - Captain jack - Taman Buaya Beat Club TVRI - 26 November 2015

Kupu-kupu Baja - Captain jack - Taman Buaya Beat Club TVRI - 26 November 2015


Captain Jack adalah grup musik rock alternatif asal Yogyakarta. Band ini dibentuk di Yogyakarta pada tanggal 4 Desember 1999. Mereka awalnya berasal dari Kota Pontianak dan pindah ke Yogyakarta untuk melanjutkan pendidikan. Anggota band ini terdiri dari lima orang, yaitu Momo (vokal, gitar), Zuhdil (gitar), Novan (bass), Ismeth (keyboard, synth), dan Andi Babon (drum). Captain Jack memiliki genre musik yang memadukan rock alternatif, heavy metal, punk, dan elektronika.

Captain Jack telah merilis empat album rekaman yang dimulai dengan Unmindless (EP) (2004), Somethink About (2005), The Fall of Concept (EP) (2008), dan #4thCJAlb (2012).

Pada tahun 2012 Captain Jack kembali merelease album terbaru mereka dan dipilihlah single "Kupu Kupu Baja", sebagai pengantar untuk album ke 4 mereka lalu disusul dengan single "Tak Ada yang Datang" di bulan Maret 2013.

Pada tanggal 12 oktober 2012 Captain Jack merilis album ke 4 mereka. Sebagai simbol release album ini, Captain Jack melakukan direct selling di tanggal 12 - 14 Oktober 2012 di 3 kota (Jogja, Solo, Semarang). Untuk album terbaru ini Captain Jack bekerjasama dengan Mahakarya inc sebagai label yg menaungi mereka. Dan tidak menutup kemungkinan, konsep direct selling ini akan dibawa ke kota lain.

Tidak hanya melakukan aksi direct selling, tetapi di album ke 4 ini Captain Jack menyelipkan kampanye positif sebagai salah satu langkah sederhana untuk berubah atau mengubah sesuatu. Salah satunya adalah kampanye tentang perempuan indonesia yang susah untuk menjadi sesuatu yang lebih karena adanya budaya “patriarki” di masyarakat sekarang ini. Selain itu lagu-lagu mereka juga menentang perburuhan yang sekarang menjurus ke perbudakan dan tentang penolakan terhadap narkoba dan minuman beralkohol.

Genre: ROCK
Hometown: Yogyakarta
captainjackband.com
facebook.com/captainjackband

Official Captain Jack Band | Contact and Booking (0813 2857 5999)

Classmate Journal - Sommerhaar | 1 jam Full - Taman Buaya Beat Club - 24 November 2015

Classmate Journal - Sommerhaar | 1 jam Full - Taman Buaya Beat Club - 24 November 2015

Kami adalah sekumpulan anak-anak muda yang berteman sejak kecil. Classmate Journal adalah rumah kami, sebuah grup dengan format trio yaitu Budie Tanzania (Vokal & Gitar akustik), Bhisma Mahendra (gitar elektrik) dan Randy Partrawijaya (perkusi). Meskipun telah berteman sejak TK, namun kami membentuk Classmate Journal pada tahun 2013 karena menyadari bahwa pertemanan ini yang membawa kami tumbuh bersama, bermusik bersama dan berkarya bersama.

Keyakinan dan kegemaran kami pada musik, yang akhirnya membentuk grup Classmate Journal, membawa kami kepada sebuah tempat bernama Earhouse di Pamulang. Earhouse adalah café yang dibuat oleh Endah N Rhesa. Kami mengajukan diri untuk bermain regular disana dengan konsep jamsession dengan tujuan untuk membangun komunitas dan pertemanan. Akhirnya acara tersebut berlangsung hingga sekarang dan tidak pernah sepi dikunjungi pelanggan.

Bulan Desember 2013, kami mendapatkan sebuah kesempatan yang luar biasa. Classmate Journal akhirnya diproduseri oleh duo musisi Endah n Rhesa yang membantu dalam proses produksi pembuatan EP “Journey” dalam kurun waktu kurang dari satu bulan. EP “Journey” tersebut terdiri dari 4 buah lagu yaitu , “Can’t Stop”, “Yes She Is”, “That Is Life”, dan terakhir “Dengan Nostalgia” yang menjadi Single pertama dari EP kami.

Saat ini kami sedang mempersiapkan album pertama yang akan rilis pada pertengahan tahun 2015. Kami akan terus menimba ilmu dan mencari pengalaman sebanyak mungkin. Inilah saat yang tepat bagi kami untuk mencari tempat serta membangun komunitas sehingga kami memiliki motivasi serta energi dalam menciptakan karya-karya baru.
link : soundcloud.com/classmate-journal
--------------
Classmate Journal
Can't Stop

Classmate Journal
That is Life

Classmate Journal
Yes She Is

Classmate Journal
Dengan Nostalgia

Classmate Journal
Tempat Yang Indah
---------------------------------------

Sommerhaar adalah duo Dimas A. Wibisono dan Fitrah Akbar dari Jakarta Timur. Untuk informasi, Dimas adalah pemetik gitar di sebuah unit dream pop anyar Ibukota, Gizpel, yang akan merilis EP pertamanya Agustus besok via record label paling hot Kolibri Rekords. Dan Uta, panggilan akrab Fitrah Akbar, adalah pemencet kibor di Feral Tap, kolektif elektronik pop asal Jakarta juga.
Awalnya tak pernah ada rencana untuk membikin Sommerhaar. Sommerhaar tercipta karena kebetulan. Tapi kebetulan memang terkadang menghasilkan sesuatu yang baik. “Awalnya kita mau bikin kolaborasi antara Gizpel dan Feral Tap, tapi karena yang datang seringnya cuma gue sama Uta, jadinya kita berdua dapet chemistry buat bikin musik bareng,” kata Dimas. Untuk musik mereka sendiri, mereka mengaku terinspirasi dari New Order, Spiritualized hingga Steve Reich.
Sommerhaar sendiri memainkan musik yang tak jauh dari Gizpel dan Feral Tap. Hanya saja lebih santai. Diawali dengan Time An Ending yang memabukkan, Sommerhaar mengajak kita untuk sedikit berkontemplasi. Bisa tentang apa saja: tentang hidup, asmara, keuangan, filsafat, agama, politik, atau mungkin tentang batu akik. Dan kontemplasi ini kemudian diakhiri dengan Sour Haertz yang seperti menyadarkan bahwa kita masih punya harapan dan hari esok.
Hmm. Rasanya seperti duduk dipinggir pantai, kepala masih terasa berat sehabis tinggi akibat substansi-substansi baik yang legal maupun yang ilegal, malam sudah mulai habis dan matahari sedang malu-malu untuk muncul dari balik horison: disitulah musik Sommerhaar lamat-lamat terdengar.
Semuanya terdengar manis tapi muncul sedikit melankolia disana-sini, dingin tapi menghangatkan, memabukkan tapi menyadarkan. Hmm... cobalah untuk mendengarkan Farscape et Dives ini dikamarmu, jangan lupa untuk mematikkan lampu dan pejamkan matamu.

Contact:
link : soundcloud.com/sommerhaar
------------------------------------
Sommerhaar
Nausea

Sommerhaar
The Youth

Sommerhaar
Life Of Galileo

Sommerhaar
Sour Hoertz

Sommerhaar
Time An Ending
----------------------------------

L'alphalpha & Sajama Cut | Taman Buaya Beat Club TVRI - 25 November 2015

L'alphalpha & Sajama Cut | Taman Buaya Beat Club TVRI - 25 November 2015

L'alphalpha on Taman Buaya Beat Club TVRI
1. Luka, Waktu & Manusia
2. Tarian
3. Terang & Tenang
4. Gema
5. Tualang
---------------------------------
L’alphalpha is a band from Jakarta, Indonesia, formed in 2006. The band consists of Herald Reynaldo (vocals,guitars) , Yudishtira Mahendra (Bass, various toys) , Tercitra Winitya (Vocals, Guitars, Synthesizer) , Ildo Reynardian (Drums,Guitar) , Byatriasa Ega (Vocals,Piano) , Purusha Irma (Violin) The band’s musical influences are varied. Their musical style is link to various genres such as indie rock, indie pop, post-rock, and Shoegazing.

Originally named Alphalpha which they took from a character in “little rascals” (alfalfa), Herald and Yudish formed this group as an acoustic and electric guitar duo to create a semi-ambient storytelling music and sings with whimsical lyrics with the sound from the children toys, and they came up with three demo songs, they had a couple gigs in Jakarta and Bandung. And then they decided to save the songs for the later of their career as a duo.

Yudish and Herald asked Tercitra to take part in their new interest in post-rock music. Yudish was playing the drums. They made three songs after a few Jam. Still using the name alphalpha the trio has played some small gigs in Jakarta,Bandung and Yogyakarta.

In 2008 Yudish and Herald met Ildo in a gig in Bandung, who previously helped them to record their first two demo songs. Ildo decided to join the band as a drummer soon after he came back from Germany a half year later, Yudish moved to play the bass and changed the band’s name into L’alphalpha and became a quartet. They were trying to record and make their first EP, but didn’t make it because of financial problems.

To enrich L’alphalpha’s music Ildo asked two of his high school friends Byatriasa and Irma to join the band in 2009. Because they wanted to make the music more Cinematic and Majestic like the Icelandic music which are their major influences at that time. And soon after they played numerous gigs as a six piece band and gathers wider attention from the people and other bands.

L’alphalpha Began working their debut album in the mid 2010, continuing their unreleased EP at Black Studio, Jakarta. And in February 2011 they self released their debut album entitled “When We Awake , All Dreams Are Gone”.
Contact :
Email : srmbandmanagement@gmail.com
@l_alphalpha (Twitter)
@l_alphalpha (Instagram)
www.soundcloud.com/srmbands (SoundCloud)
youtube.com/lalphalphamusic(YouTube)
Website : lalphalpha.com
Handphone : +62818496654 (satriaramadhan)
---------------------------------------------------------------------

Sajama Cut on Taman Buaya Beat Club TVRI
1. Dinner Companion
2. Fatamorgana
3. Terdampar
4. Twice (Rung The Ladder)
5. Less Afraid
--------------------------------------------------------------------
Sajama Cut is a band from Jakarta, Indonesia known for their changing styles of music, which ranges from noise pop, ambient, indie rock, baroque pop, folk rock, lo-fi, to electronica.

The band is known to have come up with numerous explanations for their name, among them; the name of an old Japanese children's toy, the name of Thee's father's colleague, a book/movie title, a haircut style, a random word Thee came up with, the result of the band members fooling around with an Ouija Board. This has been discredited by Marcel Thee.

In 2006, Sajama Cut also contributed 4 songs to another motion picture Photo, Box, Window.

On May 2008, L'Internationale; a remix album version of the songs from The Osaka Journals with remixes from international producers from Japan, US, UK, Indonesia, Norway, Italy, Scotland, Portugal, Germany, Venezuella and Hong Kong was released. The first single being a remix of Nemesis/Murder from the international 8-bit artist YMCK, from Tokyo, Japan. Currently there are 3 music videos made for singles from this album.

Two EPs; Night Music (1923) and Cinema Eye was released in late 2008. Another EP, New Year Ends, which dabbled in ambient, experimental music, was released during the New Year's Eve of 2010.
Sajama Cut released their new album, Manimal, in April 2010.

The Osaka Journals was listed in the "Top 5 Albums of 2000s in The Jakarta Post newspaper.

Discography :
The band has released two albums, along with numerous compilations, most notably the best selling JKT:SKRG (Jakarta Now!) compilation, and had a major radio hit when their single "Less Afraid" appeared on the motion picture Joni's Promise, in which the song could be heard almost in its entirety two times during the movie.

Contact :  info@sajama-cut.com
media requests: media@sajama-cut.com
booking: Satria Ramadhan +62818496654 - srmbandmanagement@gmail.com