Indische Party - Taman Buaya Beat Club TVRI Nasional - 30 Desember 2015

Indische Party -  Taman Buaya Beat Club TVRI Nasional - 30 Desember 2015


Tak ada musisi yang tak mengenal Abbey Road. Nama Abbey Road selain dikenal sebagai nama jalan legenda di Inggris karena pernah menjadi salah satu nama album The Beatles, juga dijadikan sebagai salah satu studio rekaman paling terkenal di dunia, yakni Abbey Road Studio. Tentu semua musisi dari seluruh penjuru dunia sangat mengimpikan karya mereka bisa terlahir disana, namun rupanya sebuah band indie asal Indonesia beruntung bisa tembus ke Abbey Road Studio.

Adalah Indische Party, sebuah band indie asal Jakarta. Indische Party bukan pendatang baru di dunia musik Indonesia. Para personelnya, Japs (vokal), Kubil (gitar), Tika (drum) dan Iyo (bass), sudah pernah bermusik sebelumnya. Bahkan empat orang pemuda-pemudi asal IKJ ini sempat merasakan masa-masa keemasan musik indie tanah air.

Prestasi ini bermula dari iseng-iseng mereka mengikuti pemilihan yang diadakan Converse Rubber Tracks, sebuah komunitas studio rekaman profesional yang setiap tahunnya membuka kesempatan kepada segala band dari penjuru dunia untuk menggunakan salah satu dari studio mereka dengan gratis apabila terpilih.

Dan pada Juli 2015 lalu Indische Party menerima email resmi berisi pemberitahuan mengenai terpilihnya mereka untuk berangkat menuju sesi rekaman bersama Converse Rubber Tracks. Seluruh personil Indische Party akan melakukan sesi rekaman selama dua hari pada 21-22 September 2015 di Abbey Road Studios di London, Inggris.

Jika di Abbey Road nanti mereka akan bekerja sama dengan produser dan sound engineer kenamaan Alan O’connell yang pernah bekerja sama dengan nama-nama kondang seperti Mark Ronson, Paul Epworth Erol Alkan, Bruno Mars, The Vaccines, Placebo, Duran Duran, Metronomy, Klaxons, The Future Heads, The Rapture, The Big Pink dan lain-lain.

Indische Party sendiri berawal dari persahabatan keempat personilnya saat mereka berkuliah Institut Kesenian Jakarta (IKJ). Terbentuk pada 2011 lalu, mereka mengusung musik era 1960-an bergenre Rhythm & Blues, Rock dan Pop. IKJ memang sempat mendapat sebutan School of Rock dari majalah Rolling Stone Indonesia saking banyaknya band indie yang diproduksi di sana.

Sementara itu, Indische Party telah meluncurkan tiga single andalan Waiting For You, Hey Girl, dan Sepedayang termasuk ke dalam album debut mereka pada 2013 lalu melalui label rekaman Demajors Independent Music Industry (DIMI). (sumber : beranda.co.id/perkenalkan-indische-party-band-indonesia-yang-akan-rekaman-di-abbey-road/27470/)

Management :
Ben Mukti - 081218282078
indischeparty@gmail.com

Shore live Taman Buaya Beat Club TVRI Nasional - 29 Desember 2015

Shore live Taman Buaya Beat Club TVRI Nasional - 29 Desember 2015


Nu School Jamaican Sound with a Dub Ambient

Shore adalah band jamaican sound yg terbentuk pada tahun 2004 di sebuah kampus bilangan Jakarta Timur. Band ini terdiri dari Ega (Vocal), Rifqi (MC), Firman (Guitar riddim), Heru (Lead Guitar), Ryan (Bass), Bedoel (Keys), dan Christo (Drum). Shore telah mengeluarkan satu Album “Nu school Jamaican Sound” di tahun 2008. Pada saat ini Shore akan segera merampungkan album kedua mereka yg akan dirilis pada Awal 2014.

Akun sosial media :
@listenshore (Twitter) @listenshore (facebook)

Agen Pemesenan
Alfian 081310659910

Sentimental Moods live Taman Buaya Beat Club TVRI Nasional - 29 Desember 2015

Sentimental Moods live Taman Buaya Beat Club TVRI Nasional - 29 Desember 2015


In alphabetical order :

Acil - Drum
Amor - Trombone
Daniel - Baritone Saxophone
Edo - Bass Guitars
Masmo - Keyboard
Taufiq - Trumpet
Wiro - Guitars
Yurie - Tenor Saxophone

Adhi Malih - Manager

Bunch of buddies who has same vision about music, and they mission is to make people MOODS became SENTIMENTAL.
Beda? Bisa jadi iya bila dibandingkan dengan band-band ska yang ada di indie local scene Indonesia. Tapi bila Anda ingin menengok sedikit asal muasal para personelnya, mungkin akan mahfum mengapa musik band berpersonel sembilan orang ini, terdengar beda. Karena referensi dan latar musikal tiap personel Sentimental Moods memang beragam. Tapi semua menyatu dalam satu ikatan, yakni sama-sama menyukai musik ska!
Dibentuk oleh dua orang teman yang memiliki visi sama dalam bermusik: menawarkan bentuk alternatif dari musik ska. Dua teman tersebut, Beni di drum (Resmi mengundurkan diri 16 Juni 2014) dan Daniel masih menjadi trumpetis saat itu (kini saksofon bariton), akhirnya membentuk Sentimental Moods tahun 2009 dengan mengajak tiga teman mereka lainnya: Edo (bass), Yurie (saksofon tenor), dan Wiro (gitar). Formasi inilah yang hingga kini tetap konsisten, plus tahun 2011 menambahkan empat teman lain agar formasi Sentimental Moods semakin solid: Aldo (perkusi, mengundurkan diri pertengahan 2015 lalu), Taufiq (trumpet), masmo (kibor), dan terakhir Amor (trombon). Dengan formasi inilah akhirnya mereka merilis EP "Ska Me This, Ska Me That". Lalu di tahun 2014 mereka merilis album full pertamanya, "Destinasi Empat".

Acil masuk menggantikan posisi Beni di drum, langsung memberi warna baru musik ska Sentimental Moods yang bisa disimak di EP "November 10" akhir 2014. Termasuk beberapa single di tahun itu juga.

Akhirnya Sentimental Moods mempersiapkan album full keduanya yang rencana akan dirilis semester awal 2016. Namun sebelumnya merilis sebuah EP baru bertajuk "1/4" yang dirilis bertepatan dengan gig sukses mereka di Jazz Goes To Campus 2015 pada November lalu.
---------------------------------------
Menejemen : +62 812-9849-9899
Email : stmlmoods@yahoo.com

Sosial Media :
@sentimoods (Twitter)
@sentimoods (Instagram)
soundcloud.com/sentimentalmoods (SoundCloud)
youtube.com/stmlmoods (YouTube)
Situs Web :
sentimentalmoodsjkt.wordpress.com

1jam bersama Rocket Rockers - Taman Buaya Beat Club TVRI - 23 Desember 2015

1jam bersama Rocket Rockers - Taman Buaya Beat Club TVRI - 23 Desember 2015


Who is Rocket Rockers?
Rocket Rockers is a pop-punk band from Bandung, Indonesia. Started in 1999. Our strongest line up are: Aska Pratama (guitar/vocal), Bisma Aria Nugraha (bass), Rizky Fadli (guitar), Khrisna a.k.a Ozom (Drums).

Any influences?
First was our all time favorites; the 80s new wave acts; The Cure, Alphaville, OMD, Nena, Culture Club, Cyndi Lauper, Duran-Duran, The Police, Joy Division etc. Second were what in our CD player recently; Pulley, Lagwagon, Weezer, Pearl Jam, NOFX, Blink-182, Pennywise, Reggie & The Full Effects, etc.

Albums?
Our first album Soundtrack For Your Life was putting out by Off The Records (an independent label from our hometown Bandung) which has been sold more than 20.000 copies, and our 2nd album (Ras Bebas) now in major debut with Sony/BMG Indonesia and recently it was sold about 45.000 copies. In 2008, we resign from Sony Music for any reasons. And we started our own label called; Reach & Rich Records to realese our 3rd album: Better Season. Yes, we sell it by our self with d.i.y ethic and the respon was great. National television always booked us to perform. Now we're on our way to release our 4th album by Seven Music in 2011. Btw, our preview song “Lost Heart Tour” was in the 1st chart of Top Downloads in www.purevolume.com for 3 days.

Any achievments? 
We've been on skatepark tour all year with VOLCOM Indonesia, and play high school/college shows as many as possible. We've also opened Skin Of Tears show (punk rock from Germany), MXPX, The Ataris, All Time Low, Silverstein. Anyhow, we are sponsored by the greatest skate/surf companies ever, Volcom and also some awesome brands like College Star, Famous Stars & Straps, Afends, Peter Says Denim, Etnies and Macbeth. Surprisingly, in 2006 Susan Dynner a director of Punk's Not Dead The Movie contact us and she told us that we will take a part of that documentary movie. Yes, we are the only one of Indonesian band in Punk's Not Dead The Movie, with big punk bands like Green Day, Nofx, Minor Treath, Blink 182 etc. That was rad! We also have been tour in south east asia like: Malaysia, Singapore and Phillipines.

Last shout!
We`re trying to write down the path for newer bands that they can reach their dreams if they work for it. It`s like providing an intellectual property so that new young creative bands with hard work attitude wont reinventing the wheel. We would like to see more kids start to wear band tshirt, start to skate and believe on their passion to live their own things. Its important to see kids which getting into more creative hype and do their best for their life and gives something back to their community.

Website & Social Media :
rocketrocksite.com
twitter.com/rocket_rockers
purevolume.com/rocketrockers
facebook.com/rocketrockers

Contact mail : rocketrockersofficial@gmail.com
Agent management : 
Mochamad Andika Agustiansyah
+6281214451424 / business@mochamadandika.com

1 jam bersama Payung Teduh di Taman Buaya Beat Club TVRI - 14 Desember 2015

1 jam bersama Payung Teduh di Taman Buaya Beat Club TVRI - 14 Desember 2015


Payung Teduh merupakan band alternatif Indonesia beraliran fusi antara Folk, Keroncong dan Jazz. Band ini lahir dari dua orang sahabat yang berprofesi sebagai pemusik di Teater Pagupon yang senang nongkrong bersama di kantin Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, mereka adalah Mohammad Istiqamah Djamad (Is) dan Comi Aziz Kariko yang senang bermain musik bersama di kantin, selasar gedung kampus, tepi danau hingga event – event di luar kampus. Secara tidak sadar kebersamaan mereka dalam bermain musik telah menguatkan karakter bermusik mereka dan telah disadari bagi orang-orang sekitar yang sering menyaksikan mereka bermain musik bersama.

Payung Teduh terbentuk pada akhir 2007 dengan formasi awal Is dan Comi, sadar akan eksplorasi bunyi dan performa panggung pada tahun 2008 Payung Teduh mengajak Cito untuk bergabung bersama sebagai drummer lalu mengajak Ivan sebagai pemain gitarlele pada tahun 2010. Angin Pujaan Hujan ialah lagu pertama yang memunculkan warna mereka sendiri. Seiring berjalannya waktu tercipta pula lagu-lagu lainnya seperti Kucari Kamu, Amy, Untuk Perempuan Yang Sedang Dalam Pelukan, juga termasuk karya-karya dari pementasan teater bersama Catur Ari Wibowo seperti Resah, Cerita tentang Gunung dan Laut, serta karya Amalia Puri yang berjudul Tidurlah dan Malam. Pada akhirnya Payung Teduh memutuskan untuk membuat album indie pertamanya yang dirilis dipenghujung 2010.

Genre musik yang dimainkan oleh Payung Teduh  tidak memiliki batasan tersendiri, musik yang dimainkan oleh Payung Teduh yaitu musik Payung Teduh itu sendiri. Pada album pertama ini bisa dibilang karakter musik yang dibawakan seperti musik di era golden 60’s dengan  balutan keroncong dan jazz. Dan jika ditanya jenis musik apa yang diusung oleh Payung Teduh, maka Payung Teduh menyerahkan sepenuhnya kepada pendengar. Dalam pengertian bahwa payung teduh tidak akan hanya berhenti di satu gendre tertentu, namun yang pasti tetap bermusik dengan ciri yang sudah mereka miliki. [WIKIPEDIA]
--------------------------------------------------------------
Menejemen : contact@payungteduh.com
Situs Web : payungteduh.com
Agen Pemesanan : +6281908049070 , +6281281012610

Nge - Slank Rame-rame - Taman Buaya Beat Club TVRI - 27 November 2015

Nge - Slank Rame-rame - Taman Buaya Beat Club TVRI - 27 November 2015


Konser Restart Hati Slank di Taman Buaya Beat Club siaran langsung dari Televisi Republik Indonesia (TVRI).
Pada konser ini, Slank membawakan beberapa lagu baru dan lama, diantaranya sebagai berikut :

Nge - Slank Rame-rame
Lembah Baliem 
Halal Slank
Gak Perawan Lagi
Mars Slanker
Jurustandur
Garuda Pancasila
Where U're Feeling Lonely
Ku Tak Bisa - Slank
Virus - Slank

------------------
@slankdotcom : The Official twitter of SLANK BAND.
Slank are:
@Bim2x (Drum) | @fishGOD (vox) | @TopengMonyet (Bass) | @RidhoHafiedz (Guitar) | @AbdeeNegara (Guitar)

Website : slank.com

--------------------------------

Monoton - Captain Jack Band - Taman Buaya Beat Club TVRI - 26 November 2015

Monoton - Captain Jack Band - Taman Buaya Beat Club TVRI - 26 November 2015


Captain Jack adalah grup musik rock alternatif asal Yogyakarta. Band ini dibentuk di Yogyakarta pada tanggal 4 Desember 1999. Mereka awalnya berasal dari Kota Pontianak dan pindah ke Yogyakarta untuk melanjutkan pendidikan. Anggota band ini terdiri dari lima orang, yaitu Momo (vokal, gitar), Zuhdil (gitar), Novan (bass), Ismeth (keyboard, synth), dan Andi Babon (drum). Captain Jack memiliki genre musik yang memadukan rock alternatif, heavy metal, punk, dan elektronika.

Captain Jack telah merilis empat album rekaman yang dimulai dengan Unmindless (EP) (2004), Somethink About (2005), The Fall of Concept (EP) (2008), dan #4thCJAlb (2012).

Pada tahun 2012 Captain Jack kembali merelease album terbaru mereka dan dipilihlah single "Kupu Kupu Baja", sebagai pengantar untuk album ke 4 mereka lalu disusul dengan single "Tak Ada yang Datang" di bulan Maret 2013.

Pada tanggal 12 oktober 2012 Captain Jack merilis album ke 4 mereka. Sebagai simbol release album ini, Captain Jack melakukan direct selling di tanggal 12 - 14 Oktober 2012 di 3 kota (Jogja, Solo, Semarang). Untuk album terbaru ini Captain Jack bekerjasama dengan Mahakarya inc sebagai label yg menaungi mereka. Dan tidak menutup kemungkinan, konsep direct selling ini akan dibawa ke kota lain.

Tidak hanya melakukan aksi direct selling, tetapi di album ke 4 ini Captain Jack menyelipkan kampanye positif sebagai salah satu langkah sederhana untuk berubah atau mengubah sesuatu. Salah satunya adalah kampanye tentang perempuan indonesia yang susah untuk menjadi sesuatu yang lebih karena adanya budaya “patriarki” di masyarakat sekarang ini. Selain itu lagu-lagu mereka juga menentang perburuhan yang sekarang menjurus ke perbudakan dan tentang penolakan terhadap narkoba dan minuman beralkohol.

Genre: ROCK
Hometown: Yogyakarta
captainjackband.com
facebook.com/captainjackband

Official Captain Jack Band | Contact and Booking (0813 2857 5999)

Monkey to Millionaire - Taman Buaya Beat Club TVRI - 26 November 2015

Monkey to Millionaire - Taman Buaya Beat Club TVRI - 26 November 2015


Band Indie rock yang tetap eksis di belantika musik Indonesia, Monkey To Millionaire. Kali ini mereka tampil di Televisi Republik Indonesia (TVRI) dalam acara Taman Buaya Beat Club.
Lagu yang mereka bawakan :

- Sepi Melaju
- Tanpa Hati
- Man
- Merah

PERSONAL
We're an alternative rock duo (Wisnu Adji - vocals/guitar, Agan Sudrajat - bass/vocals) from Jakarta, Indonesia who started a band when we were in junior high school together, then broke it up because we were crap. But we stayed friends, and eventually decided to start again by forming Monkey to Millionaire (a play on the phrase "from zero to hero") in 2004.

Menejer : Yulia Dian CK +62 817-4122-584
monkeytomillionaire.com, youtube.com/monkeytomillionaire
monkeytomillionaire@gmail.com

Kupu-kupu Baja - Captain jack - Taman Buaya Beat Club TVRI - 26 November 2015

Kupu-kupu Baja - Captain jack - Taman Buaya Beat Club TVRI - 26 November 2015


Captain Jack adalah grup musik rock alternatif asal Yogyakarta. Band ini dibentuk di Yogyakarta pada tanggal 4 Desember 1999. Mereka awalnya berasal dari Kota Pontianak dan pindah ke Yogyakarta untuk melanjutkan pendidikan. Anggota band ini terdiri dari lima orang, yaitu Momo (vokal, gitar), Zuhdil (gitar), Novan (bass), Ismeth (keyboard, synth), dan Andi Babon (drum). Captain Jack memiliki genre musik yang memadukan rock alternatif, heavy metal, punk, dan elektronika.

Captain Jack telah merilis empat album rekaman yang dimulai dengan Unmindless (EP) (2004), Somethink About (2005), The Fall of Concept (EP) (2008), dan #4thCJAlb (2012).

Pada tahun 2012 Captain Jack kembali merelease album terbaru mereka dan dipilihlah single "Kupu Kupu Baja", sebagai pengantar untuk album ke 4 mereka lalu disusul dengan single "Tak Ada yang Datang" di bulan Maret 2013.

Pada tanggal 12 oktober 2012 Captain Jack merilis album ke 4 mereka. Sebagai simbol release album ini, Captain Jack melakukan direct selling di tanggal 12 - 14 Oktober 2012 di 3 kota (Jogja, Solo, Semarang). Untuk album terbaru ini Captain Jack bekerjasama dengan Mahakarya inc sebagai label yg menaungi mereka. Dan tidak menutup kemungkinan, konsep direct selling ini akan dibawa ke kota lain.

Tidak hanya melakukan aksi direct selling, tetapi di album ke 4 ini Captain Jack menyelipkan kampanye positif sebagai salah satu langkah sederhana untuk berubah atau mengubah sesuatu. Salah satunya adalah kampanye tentang perempuan indonesia yang susah untuk menjadi sesuatu yang lebih karena adanya budaya “patriarki” di masyarakat sekarang ini. Selain itu lagu-lagu mereka juga menentang perburuhan yang sekarang menjurus ke perbudakan dan tentang penolakan terhadap narkoba dan minuman beralkohol.

Genre: ROCK
Hometown: Yogyakarta
captainjackband.com
facebook.com/captainjackband

Official Captain Jack Band | Contact and Booking (0813 2857 5999)

Classmate Journal - Sommerhaar | 1 jam Full - Taman Buaya Beat Club - 24 November 2015

Classmate Journal - Sommerhaar | 1 jam Full - Taman Buaya Beat Club - 24 November 2015

Kami adalah sekumpulan anak-anak muda yang berteman sejak kecil. Classmate Journal adalah rumah kami, sebuah grup dengan format trio yaitu Budie Tanzania (Vokal & Gitar akustik), Bhisma Mahendra (gitar elektrik) dan Randy Partrawijaya (perkusi). Meskipun telah berteman sejak TK, namun kami membentuk Classmate Journal pada tahun 2013 karena menyadari bahwa pertemanan ini yang membawa kami tumbuh bersama, bermusik bersama dan berkarya bersama.

Keyakinan dan kegemaran kami pada musik, yang akhirnya membentuk grup Classmate Journal, membawa kami kepada sebuah tempat bernama Earhouse di Pamulang. Earhouse adalah café yang dibuat oleh Endah N Rhesa. Kami mengajukan diri untuk bermain regular disana dengan konsep jamsession dengan tujuan untuk membangun komunitas dan pertemanan. Akhirnya acara tersebut berlangsung hingga sekarang dan tidak pernah sepi dikunjungi pelanggan.

Bulan Desember 2013, kami mendapatkan sebuah kesempatan yang luar biasa. Classmate Journal akhirnya diproduseri oleh duo musisi Endah n Rhesa yang membantu dalam proses produksi pembuatan EP “Journey” dalam kurun waktu kurang dari satu bulan. EP “Journey” tersebut terdiri dari 4 buah lagu yaitu , “Can’t Stop”, “Yes She Is”, “That Is Life”, dan terakhir “Dengan Nostalgia” yang menjadi Single pertama dari EP kami.

Saat ini kami sedang mempersiapkan album pertama yang akan rilis pada pertengahan tahun 2015. Kami akan terus menimba ilmu dan mencari pengalaman sebanyak mungkin. Inilah saat yang tepat bagi kami untuk mencari tempat serta membangun komunitas sehingga kami memiliki motivasi serta energi dalam menciptakan karya-karya baru.
link : soundcloud.com/classmate-journal
--------------
Classmate Journal
Can't Stop

Classmate Journal
That is Life

Classmate Journal
Yes She Is

Classmate Journal
Dengan Nostalgia

Classmate Journal
Tempat Yang Indah
---------------------------------------

Sommerhaar adalah duo Dimas A. Wibisono dan Fitrah Akbar dari Jakarta Timur. Untuk informasi, Dimas adalah pemetik gitar di sebuah unit dream pop anyar Ibukota, Gizpel, yang akan merilis EP pertamanya Agustus besok via record label paling hot Kolibri Rekords. Dan Uta, panggilan akrab Fitrah Akbar, adalah pemencet kibor di Feral Tap, kolektif elektronik pop asal Jakarta juga.
Awalnya tak pernah ada rencana untuk membikin Sommerhaar. Sommerhaar tercipta karena kebetulan. Tapi kebetulan memang terkadang menghasilkan sesuatu yang baik. “Awalnya kita mau bikin kolaborasi antara Gizpel dan Feral Tap, tapi karena yang datang seringnya cuma gue sama Uta, jadinya kita berdua dapet chemistry buat bikin musik bareng,” kata Dimas. Untuk musik mereka sendiri, mereka mengaku terinspirasi dari New Order, Spiritualized hingga Steve Reich.
Sommerhaar sendiri memainkan musik yang tak jauh dari Gizpel dan Feral Tap. Hanya saja lebih santai. Diawali dengan Time An Ending yang memabukkan, Sommerhaar mengajak kita untuk sedikit berkontemplasi. Bisa tentang apa saja: tentang hidup, asmara, keuangan, filsafat, agama, politik, atau mungkin tentang batu akik. Dan kontemplasi ini kemudian diakhiri dengan Sour Haertz yang seperti menyadarkan bahwa kita masih punya harapan dan hari esok.
Hmm. Rasanya seperti duduk dipinggir pantai, kepala masih terasa berat sehabis tinggi akibat substansi-substansi baik yang legal maupun yang ilegal, malam sudah mulai habis dan matahari sedang malu-malu untuk muncul dari balik horison: disitulah musik Sommerhaar lamat-lamat terdengar.
Semuanya terdengar manis tapi muncul sedikit melankolia disana-sini, dingin tapi menghangatkan, memabukkan tapi menyadarkan. Hmm... cobalah untuk mendengarkan Farscape et Dives ini dikamarmu, jangan lupa untuk mematikkan lampu dan pejamkan matamu.

Contact:
link : soundcloud.com/sommerhaar
------------------------------------
Sommerhaar
Nausea

Sommerhaar
The Youth

Sommerhaar
Life Of Galileo

Sommerhaar
Sour Hoertz

Sommerhaar
Time An Ending
----------------------------------

L'alphalpha & Sajama Cut | Taman Buaya Beat Club TVRI - 25 November 2015

L'alphalpha & Sajama Cut | Taman Buaya Beat Club TVRI - 25 November 2015

L'alphalpha on Taman Buaya Beat Club TVRI
1. Luka, Waktu & Manusia
2. Tarian
3. Terang & Tenang
4. Gema
5. Tualang
---------------------------------
L’alphalpha is a band from Jakarta, Indonesia, formed in 2006. The band consists of Herald Reynaldo (vocals,guitars) , Yudishtira Mahendra (Bass, various toys) , Tercitra Winitya (Vocals, Guitars, Synthesizer) , Ildo Reynardian (Drums,Guitar) , Byatriasa Ega (Vocals,Piano) , Purusha Irma (Violin) The band’s musical influences are varied. Their musical style is link to various genres such as indie rock, indie pop, post-rock, and Shoegazing.

Originally named Alphalpha which they took from a character in “little rascals” (alfalfa), Herald and Yudish formed this group as an acoustic and electric guitar duo to create a semi-ambient storytelling music and sings with whimsical lyrics with the sound from the children toys, and they came up with three demo songs, they had a couple gigs in Jakarta and Bandung. And then they decided to save the songs for the later of their career as a duo.

Yudish and Herald asked Tercitra to take part in their new interest in post-rock music. Yudish was playing the drums. They made three songs after a few Jam. Still using the name alphalpha the trio has played some small gigs in Jakarta,Bandung and Yogyakarta.

In 2008 Yudish and Herald met Ildo in a gig in Bandung, who previously helped them to record their first two demo songs. Ildo decided to join the band as a drummer soon after he came back from Germany a half year later, Yudish moved to play the bass and changed the band’s name into L’alphalpha and became a quartet. They were trying to record and make their first EP, but didn’t make it because of financial problems.

To enrich L’alphalpha’s music Ildo asked two of his high school friends Byatriasa and Irma to join the band in 2009. Because they wanted to make the music more Cinematic and Majestic like the Icelandic music which are their major influences at that time. And soon after they played numerous gigs as a six piece band and gathers wider attention from the people and other bands.

L’alphalpha Began working their debut album in the mid 2010, continuing their unreleased EP at Black Studio, Jakarta. And in February 2011 they self released their debut album entitled “When We Awake , All Dreams Are Gone”.
Contact :
Email : srmbandmanagement@gmail.com
@l_alphalpha (Twitter)
@l_alphalpha (Instagram)
www.soundcloud.com/srmbands (SoundCloud)
youtube.com/lalphalphamusic(YouTube)
Website : lalphalpha.com
Handphone : +62818496654 (satriaramadhan)
---------------------------------------------------------------------

Sajama Cut on Taman Buaya Beat Club TVRI
1. Dinner Companion
2. Fatamorgana
3. Terdampar
4. Twice (Rung The Ladder)
5. Less Afraid
--------------------------------------------------------------------
Sajama Cut is a band from Jakarta, Indonesia known for their changing styles of music, which ranges from noise pop, ambient, indie rock, baroque pop, folk rock, lo-fi, to electronica.

The band is known to have come up with numerous explanations for their name, among them; the name of an old Japanese children's toy, the name of Thee's father's colleague, a book/movie title, a haircut style, a random word Thee came up with, the result of the band members fooling around with an Ouija Board. This has been discredited by Marcel Thee.

In 2006, Sajama Cut also contributed 4 songs to another motion picture Photo, Box, Window.

On May 2008, L'Internationale; a remix album version of the songs from The Osaka Journals with remixes from international producers from Japan, US, UK, Indonesia, Norway, Italy, Scotland, Portugal, Germany, Venezuella and Hong Kong was released. The first single being a remix of Nemesis/Murder from the international 8-bit artist YMCK, from Tokyo, Japan. Currently there are 3 music videos made for singles from this album.

Two EPs; Night Music (1923) and Cinema Eye was released in late 2008. Another EP, New Year Ends, which dabbled in ambient, experimental music, was released during the New Year's Eve of 2010.
Sajama Cut released their new album, Manimal, in April 2010.

The Osaka Journals was listed in the "Top 5 Albums of 2000s in The Jakarta Post newspaper.

Discography :
The band has released two albums, along with numerous compilations, most notably the best selling JKT:SKRG (Jakarta Now!) compilation, and had a major radio hit when their single "Less Afraid" appeared on the motion picture Joni's Promise, in which the song could be heard almost in its entirety two times during the movie.

Contact :  info@sajama-cut.com
media requests: media@sajama-cut.com
booking: Satria Ramadhan +62818496654 - srmbandmanagement@gmail.com

PAE MATJOL - POP JAWA SURINAME - Danny Kasanramelan

PAE MATJOL - POP JAWA  SURINAME -  Danny Kasanramelan


Lirik Pae Matjol - Danny Kasanramelan - The Rhyntjan’s Production

---------------------------------------
Parak esuk pak’e nang kebone, ho…
Manggul pacul karo bontote, he…
Iku sarapane, sak bendinane
Iku kerjanane, sak bendinane

Pak’e macul-macul, nandur timun
Pak’e macul-macul, nandur timun
Pak’e macul-macul, nandur timun
Pak’e macul-macul, nandur timun

Amben parak esuk, pak’e budal manggul pacul karo porok’e
Nandur sak entuk’e, koyo bana telo kacang brol karo bentole
Wah penak rasane, budal parak esuk mulih yo sak geleme
Enak yo rasane, mangan jangan bening karo sambel trasine

Nelangsane pak, nelangsane
Pak’e sambat loro gegere, sak bendinane
Nelangsane pak, nelangsane
Umur pitung puluh ijik kothot awak’e

Nelangsane pak, nelangsane
Pak’e kowe wong dudo nanging ijik trangane
Nelangsane pak, nelangsane
Oh pak’e kowe isih keras iso nemu randane

Pak’e kerjo seminggu suwene, ho…
Setu minggu gelem lerene, he…
Piye.., wis sak mestine
Pak’e yo sing akas gek perlu nyambut gawe
Sak bendinane…

Pak’e macul-macul, nandur timun
Pak’e macul-macul, nandur timun
Pak’e macul-macul, nandur timun
Pak’e macul-macul, nandur timun

Nelangsane pak, nelangsane
Gelem ngrewangi ora diopahi
Nelangsane pak, nelangsane
Wong mbayar sing moro iku sing maculi
Nelangsane pak, nelangsane

Pak’e openan duwe wedang karo enerji
Pak’e…, oh pak’e…
Kowe wong dudo tenan ananging ora sembrono
Pak’e…, oh pak’e…

Pak’e macul-macul, nandur timun
Pak’e macul-macul, nandur timun
Pak’e macul-macul, nandur timun
Pak’e macul-macul, nandur timun

Nandur pak, nandur timun pak
Nandur pak, nandur bentol pak
Nandur pak, nandur timun
Nandur sembarang gawe nyandang pangan

Opo kowe ra ngerti, kowe ra ngerti
Bakal digoleki, karo rondo iki
Arep dijak nyanyi, yo laguku iki
Sing dijak nyanyi, awan lan wengi

Kowe arep nyanyi, yo iso nyanyi
Ayo podo nyanyi, ing wektu iki
Yo laguku iki, yo laguku iki

Pak’e macul iki..